“Kadang kita perlu melihat
kebelakang. Bukan untuk mengenangan masa lalu, tapi berjaga-jaga agar tidak ada
yang menusukmu.” Kata-kata
itu selalu menjadi kewaspadaan terhadap
apa saja yang ingin merusak bahagiaku. Sudah. Cukup. Aku terlalu banyak menelan
kecewa, walau tak sedikit juga yang aku kecewakan. Karma? Tentu, iya. Hukum itu
selalu ada dibelahan dunia mana saja. “Jika
kamu memberi duri, suatu hari kamu akan mendapat jarum.”
Aku tak begitu mempersalahkan masa
lalu, yang ku tau dia masih ada dibelakangku. Suatu saat akan ku ingat tapi tak
akan aku memutar balik untuk melihat. Aku berdiri di depan cermin besar dan
kulihat semua bagian tubuhku, ya Allah, fisik ku masih utuh, terima kasih. Kulihat
dinding-dinding kamar, lalu aku berputar, ya Allah, otak dan syaraf motorik ku
masih berfungsi, terima kasih. Tanpa Mu, aku bukan apa-apa, Tuhan. Lalu, apalah
masa lalu itu? Ingin menghancurkan hidupku? Hahaha, mimpi! Aku masih kuat
berdiri.
Hey, Tuhan ku memang hanya satu. Tapi, Dia
selalu melindungiku dari bahaya-bahaya macam kamu. Kamu, iya kamu, masa lalu
yang dulu menoreh tinta hitam pekat dibuku cerita hidupku! Yang banyak
membuang-buang waktuku. Yang tak akan pernah lagi aku membuka bagian itu. Masa
lalu, terima kasih telah mengajari aku suatu hal yang denganmu aku tau arti
penyesalan.
Tertanda,
Yang sedang
menertawakanmu.
#30HariMenulisSuratCinta
saatnyaaa bahagiaaaaa
BalasHapussemangat nulis terus yaaaaa