Aku pernah terpaksa bangun di tengah malam menuju pagi,
hanya karna ada luka basah tergores di dalam hati.
Perihnya sampai ke sekujur tubuh yang tidak tahu apa-apa.
Aku pernah dipaksa menangis oleh keadaan,
yang membuat aku sendiri lelah untuk menangis.
Aku menyiksa diri sendiri.
Hanya seujung kuku, pisau yang menggores pangkal hati,
membuat seluruh daging menggigil lesu.
Rasanya jantung ingin ku paksa berhenti.
Aku pernah tertawa lepas dalam tangis yang amat sangat.
Memaksa lupa, bahwa pernah ada cinta yang membuatku hampir mati.
Merasa paling tegar diantara kerikil tajam,
merasa paling kuat diterjang badai.
Walaupun, banyak sesak diruang yang gelap.
Aku pernah kebingungan,
dari mana harus memulai (lagi) hidup yang seperti biasa.
Hidupku yang belum pernah mengenal dia yang mengajarkan apa itu cinta yang luar biasa.
Otakku hampir beku,
terlalu dingin untuk berfikir.
Aku memaksa bibir bersimpul senyum,
walau hati dan pikiran hampir terbakar.
Aku pernah menahan sakit yang amat dalam,
yang membuat tubuhku roboh tak bertulang.
Aku pernah dibuang,
hampir mati dijalan yang dinamakan cinta.
Semudah menulis kalimat ini,
melewatinya penuh perjuangan.
hanya karna ada luka basah tergores di dalam hati.
Perihnya sampai ke sekujur tubuh yang tidak tahu apa-apa.
Aku pernah dipaksa menangis oleh keadaan,
yang membuat aku sendiri lelah untuk menangis.
Aku menyiksa diri sendiri.
Hanya seujung kuku, pisau yang menggores pangkal hati,
membuat seluruh daging menggigil lesu.
Rasanya jantung ingin ku paksa berhenti.
Aku pernah tertawa lepas dalam tangis yang amat sangat.
Memaksa lupa, bahwa pernah ada cinta yang membuatku hampir mati.
Merasa paling tegar diantara kerikil tajam,
merasa paling kuat diterjang badai.
Walaupun, banyak sesak diruang yang gelap.
Aku pernah kebingungan,
dari mana harus memulai (lagi) hidup yang seperti biasa.
Hidupku yang belum pernah mengenal dia yang mengajarkan apa itu cinta yang luar biasa.
Otakku hampir beku,
terlalu dingin untuk berfikir.
Aku memaksa bibir bersimpul senyum,
walau hati dan pikiran hampir terbakar.
Aku pernah menahan sakit yang amat dalam,
yang membuat tubuhku roboh tak bertulang.
Aku pernah dibuang,
hampir mati dijalan yang dinamakan cinta.
Semudah menulis kalimat ini,
melewatinya penuh perjuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar