Sesederhana Melupakan, Mengikhlaskanmu Harus Ku Lakukan.

Kuhabiskan sisa hari ku malam ini dengan tangis yang tak bermuara. Membuang banyak tissue yang tak berdosa.
Bukan karena sakit fisik ku yang tak kunjung sembuh, atau otak ku yang tak kunjung berhenti untuk berfikir. Tapi, karena hati yang kian hari kian diperas untuk memikul rindu.
Aku kira, dulu aku meletakanmu pada sisi yang tidak ingin aku ingat lagi. Aku kubur dirimu pada tanah tandus hati ini. Tak kulihat, tak kurawat. Aku membiarkanmu, aku berharap kamu mati tak kembali.
Bagai di siram air mata tanpa henti, dipupuki sakit hati, dirimu tumbuh subur mengakar menutupi jantung.
Sekarang dirimu datang dalam pikiran. Menyiram gersangnya tanah tandus dalam lubuk hati hingga raga ini. Membuat aku memutar otak bagaimana cara menguburmu lagi, bukan didalam hati, bukan pula dalam pikiran, aku ingin meletakanmu pada kotak kenangan.
Aku biarkan diri ini yang terkubur dalam penyesalan, memecah tangis pada kerinduan. Dahagaku membuncah mengingat hal dulu yang aku lakukan, kiranya waktu dapat diputar.

Sesedarhana melupakanmu dahulu, melakukannya sekarang membuat raga tepanggang. Mengikhlaskanmu adalah satu-satunya hal yang harus aku lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar